Hey kalian yang sering membuat marah, sampai jumpa di lain waktu dan kesempatan

Rasanya baru kemarin saya ditugaskan untuk mengajar kalian kelas VI. Dengan berat hati saya terpaksa menerima tugas ini, dan memang awalnya saya berpikir tidak akan terlalu memikirkan hasil akhirnya.

Hari pertama bertemu kalian di kelas adalah hari yang mengubah hidup saya. Kalian sangat menjengkelkan, sangat susah diatur. Kalian dengan latar belakang masing-masing berbeda tapi punya satu kesamaan, berisik! Tidak seorang pun bisa mengecilkan suara saat bicara. Ada apa dengan kalian? menambah beban yang harus saya tanggung.

Masa-masa sulit harus saya hadapi setiap hari. Tidak mudah mengajar kalian ternyata. kalian terbiasa mencontek. Sialnya, saya guru yang salah tempat. Kalian suka berteriak, kasar, memaki teman, memukul-mukul meja, dan kenakalan lain yang sangat membuat frustasi. Awal tahun pelajaran yang sangat membebani saya, tidak ada kecocokkan di antara kita.

Masih jelas dalam ingatan saya, kasus-kasus yang kalian buat. Hari itu saya sangat marah. Saya berteriak keras. Saya mulai tidak bisa mengendalikan emosi. Saya benar-benar marah, terus-menerus marah. Beberapa orang dari kalian mungkin masih ingat dengan hardikan, bentakan, omelan saya yang luar biasa keras. Stres

Kalian tentu tidak tahu pengorbanan apa yang saya lakukan untuk kalian. Kalian tentu tidak ingat perhatian apa yang saya berikan. Saya tidak berharap kalian memikirkan itu, kalian hanya anak umur belasan tahun. Namun saya percaya Tuhan sudah mencatat setiap hal baik dan buruk yang saya berikan pada kalian.

Di ulang tahun yang ke-31 kalian membuat kejutan. Memang saya marah karena kalian berani mengerjai saya. Tapi, saya sadari kalian menganggap saya sahabat, saya dekat, dan kalian memperhatikan saya.

Hari demi hari yang terlewati membuat saya terbiasa dengan perilaku kalian. Kalian semakin baik, walaupun tetap berisik. Hubungan kita semakin harmonis, walaupun sesekali masih membuat jengkel.

Rasa tegang dan kuatir meliputi saya saat kalian akan melewati try out pertama. Luar biasa sangat kuatir pada beberapa orang di antara kalian. Perasaan takut itu terus-menerus menghantui saya sehingga hampir setiap kesempatan saya berpuasa. Bukan untuk diri saya, tapi untuk kalian. Hampir setiap malam saya terbangun dan mendoakan kalian hanya untuk membuat saya tenang sebentar.

Saya tidak ingin kalian tegang, takut, kuatir seperti saya. Saya ingin kalian fokus dan tidak main-main karena kita semua ingin usaha ini tidak sia-sia. 


Nyatanya kita harus menghadapi kenyataan bahwa nilai try out selalu mengecewakan saya. Pertanyaan klise muncul di benak saya, harus bagaimana lagi mengajar kalian? Saya berusaha memperbaiki diri saya, tapi saya pikir kalian kalian tidak melakukannya. Dalam hal ini, kita tidak sinkron.


Hari-hari bersama itu sudah berlalu. USBD pun sudah lewat. Tinggal menunggu waktu pengumuman hasil ujian kalian. Berharap ada mukjizat semoga nem kalian tinggi supaya masuk ke SMP negeri. Itu impian kita semua, bukan hanya impian orang tua kalian yang pernah menghakimi saya karena tidak mau 'membantu' saat USBD berlangsung. Bahkan, saat ini, saya masih dibayangi rasa takut. Takut di bully orang tua kalian.

Hey kalian yang sering membuat marah..
Kini kalian tidak lagi berangkat ke sekolah. Kita tidak belajar bersama lagi. Saya tidak marah-marah lagi. Ada ruang kosong di hati saya. Saya merindukan kalian.
Adit, Dinda, Fandy, Alika, Aisya, Aldio, Sadam, Andre, Alika, Chika, Daffa, Dhiva, Dita, Faris, Febby, Firgie, Ghani, Rama, Marizka, Zidan, Farhan, Maulana, Ryan, Hilmi, Nasywa, Oreo, Nayla, Istiqomah, Rafi, Zahra, Shyba, Sultan, Ulwan.
Sampai jumpa di lain waktu dan kesempatan.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Media Pembelajaran IPA : Ciri khusus pada hewan (kelelawar, bebek, cecak)